JATMAN Tasikmalaya dan Garut Resmi Diresmikan

Bengkulu, JATMAN Online – Puluhan ratus komunitas Naqsyabandiyah Indonesia dari berbagai provinsi mengikuti Peringatan Besar Nasional (ZAN) 2022 di depan Kantor Bupati Bengkulu Selatan di Bengkulu pada Sabtu pagi (5/11).

Turut hadir perawat Buya Syekh Muhammad Rasyidsyah Fandy dari Naqsyabandiyah, Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah, Ketua DPRD Provinsi Bengkulu Ihsan Fajri, Bupati Bengkulu Selatan, Kapolda Bengkulu Selatan, Dandim Bengkulu Selatan serta pejabat lainnya.

Dikutip dari makassar.sindonews.com, Ketua Panitia ZAN 2022 Dempo Xler mengatakan ZAN pasti akan memuaskan masa depan peradaban Indonesia, Emas 2045, kita harus bangkit pada 2030 dan menang pada 2032, 2023 dan 2024 akan dikonsolidasikan.

“Saya berdoa agar Indonesia di bawah Bhineka Tunggal Ika aman dari potensi ancaman di masa depan yang tidak boleh diremehkan,” katanya.

Dempo menjelaskan bahwa ZAN ini berdoa agar ke depan Indonesia cukup kuat untuk menghadapi berbagai ancaman seperti potensi resesi keuangan global pada tahun 2023, isu perubahan iklim, bencana alam, keadilan, tradisi, masalah sosial dan energi terbarukan.

Dempo mengingatkan bahwa Indonesia dibangun di atas konsep ketuhanan. Oleh karena itu, setiap keputusan yang dibuat oleh para pemimpin bangsa tidak boleh terlepas dari nilai-nilai Tuhan.

“Prasyarat utama Indonesia emas adalah keadilan dan penegakan hukum. Penegakan hukum negara adalah perwujudan hukum Tuhan,” kata Dempo.

Menurut Dempo, Indonesia saat ini memiliki potensi besar di kancah keuangan global dalam hal energi terbarukan. Dimana energi fosil ditinggalkan. Lumbung energi sudah mulai berpindah ke Asia dari Jazirah Arab. Vitalitas terbarukan berlimpah di Asia.

“Inilah potensi besar Indonesia di bidang energi terbarukan. Amerika dan Arab telah mencapai titik jenuh peradaban dan mulai bergerak menuju Asia," kata Dempo.

ZAN juga mendoakan agar Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tetap utuh, terutama berlandaskan penegakan hukum, yang dapat memperkuat iman masyarakat.

Hal ini dapat tercapai jika para pemimpin bangsa memegang teguh prinsip-prinsip dasar membangun Indonesia sesuai dengan keyakinan para pendiri bangsa.

“Cita-cita para pendiri bangsa Indonesia benar-benar suci dan mulia. Itu adalah pengamalan nilai-nilai tasawuf,” ujarnya.